"Jadilah seorang counter-culture with a big heart, yang bertanggung
jawab, respect terhadap keluarga, lingkungan dan bumi pertiwi" - mungkin
inilah kata kata yang harus direnungkan dari diri anda sendiri dan
buatlah diri anda menghakimi diri anda sendiri.
Thanks to : I Gede Ari Astina Superman Is Dead http://archive.kaskus.us/thread/2750307/
Pemberontak, rebel......what's came up in your head when you hear this word?
Melawan orang tua? Drugs? Mabuk lalu menghajar orang? or mengganti dress-code mu mengikuti gaya band2 yang over-played di MTV?
Well, no matter what you do, esensi pemberontakan tidak akan pernah berubah.
A
real rebellion stays under your skin. Bukan dari dandanan, machoism,
tattoos, piercing or anorexic-look yang dibuat-buat. There's two kinds
of rebel. Once you're a real rebel, kamu akan selalu jadi a rebel for
most of your lifetime, tak akan bisa berubah coz that's who you are.
It's in your blood. Kamu akan selalu berpikir utk melawan kecenderungan2
yang ada, kapan saja dimana saja.But when you're a wannabe-rebel
[pemberontak tanpa misi dan prinsip yang jelas] kamu hanya akan
memandang sebuah pemberontakan dari sisi luarnya aja [baca: fashion] Dan
a wannabe-rebel tidak akan pernah membuat sejarah atau melahirkan
pemikiran baru yang lebih baik utk generasinya.
Kita orang timur
emang seringkali bingung mengadaptasi culture barat yang sedemikian
liberalnya, dimana disini masyarakat kita diikat oleh tatanan atau
norma yang kadang gak penting dan berlebihan. Masyarakat kita mencintai
keseragaman dan kurang menghargai sosok2 idealis or individualis.
Menjadi seorang rebel memang susah untuk hidup di Indonesia, for real,
tapi disanalah letak art of the rebellion-nya. Sesuatu yang memerlukan
pengorbanan karena masyarakat kita masih cenderung melihat sisi negatif
dari seorang rebel [di cap sok kebarat-baratan dll]. Padahal menjadi
rebel bukanlah hal yang 100% salah. Tergantung apa yang kamu lawan.
Misalnya, kamu benci melihat sinetron2 Indonesia yang mewah, dangkal
dan mudah ditebak, lalu kamu bikin sebuah film dokumenter ttg bagaimana
sinetron2 tsb membodohi masyarakat kita yang mayoritas masih hidup
dibawah garis kemiskinan. Itu sebuah pemberontakan yang pintar. Sebuah
counter thd. komersialitas dan penyeragaman yang berlebihan.
A
real rebel selalu berada diluar kecenderungan masyarakat, dan itu
bukanlah pilihan yang salah, selama kamu bisa bertahan dan
mempertanggung jawabkan misi dari pemberontakkan mu.
Harus diingat, kecenderungan di masyarakat atau di scene tidak selalu benar dan baik buat kita.
Contohnya
ketika trend emo menyerang, remaja kota2 besar beramai-ramai menutupi
rambutnya dgn poni dan bikin band emo dadakan, alasannya biar keliatan
'cool' dan diterima di pergaulan kota besar yang makin konsumtif. Hanya
sebagian kecil dari remaja2 kita yang serius menyimak dan mengerti
lirik band2 emo. Ironis. Padahal diasalnya, band2 tsb terbentuk karena
mereka sering tersisih dalam pergaulan, dan musik yang mereka tulis
adalah penegas kalau mereka adalah orang2 yang berada diluar
kecenderungan/pergaulan. Disini, oleh sebagian besar remaja malah
dipakai senjata utk kelihatan 'up to date' dan 'gaul'[damn, i hate that
word!]. Same thing happens to punkrock and ska and maybe rockabilly in
the future.. Misi pemberontakannya ditinggalkan, fashion-nya di obral
habis2an. Dan menurut saya itu samasekali bukan pemberontakan.
Kalau
saya umpamakan pemberontakan adalah struktur sebuah lagu/band, jadinya
begini: pakaian yang dikenakan oleh personel band, jenis suara gitar,
drum dan suara teriakan/nyanyian vokal adalah media penyampai
pemberontakan, sedangkan isi dari pemberontakan itu sendiri ada pada
lirik. Karena lirik berasal dari pemikiran yang paling dalam, ada pesan
yang ingin disampaikan. Banyak orang yang bisa bermain skillful, tempo
drum hebat, tehnik vokal diatas angin dan bergaya spt rockstar
kebanyakan groupies yang mempunyai masalah kejiwaan [yea right...] tapi
jarang bgt ada band Indonesia, apalagi yang terkenal, punya lirik
berontak yang skaligus pintar. Ujung2nya paling keras bisanya menghujat
pemerintah tanpa ngasi solusi yang jelas, yang buruh bangunan pun bisa
melakukan itu sambil menghisap kretek terakhirnya. Jadi ya, percuma
saja kalau ada band yang merasa sudah pemberontak hanya karena memakai
kaos gambar tengkorak, tattoo or mohawk, distorsi maksimum dgn beat
drum yang berat, tapi liriknya masih standar khas Indonesia [lirik
cinta yang dangkal dan di klip harus ada model cantik dan ganteng lagi
berantem] Seorang rebel akan menemui kesulitan men-support band2 spt
itu. Lagipula, kenapa harus nyerah ama standar2 yang dibikin ama
generasi sblm kita, apa kita tidak punya hak utk punya taste thd
standar yang berbeda?
Sekarang try to think, kecenderungan apa
aja yang ada di masyarakat kita yang kamu rasa mengganggu tidurmu.
Ignorance is the real enemy. Kamu benci melihat budaya kekerasan yang
semakin populer di masyarakat, lawan itu semua dan jangan ikut menjadi
seperti mereka. Kamu kesal stiap kali melihat masyarakat dengan
santainya membuang sampah plastik sembarangan, jadilah seorang
pro-environment dan pengaruhi orang2 disekitarmu. Kamu gak tega melihat
hewan2 dibunuh utk dimakan, jadilah seorang vegetarian dan daftarkan
dirimu di peta2.com. Kamu bosan melihat budaya modern nan konsumtif
anak muda yang manja dan kadang berlebihan, jadilah seorang berandal
pasar barang bekas dan kenakan pakaian bekasmu dengan bangga dan
stylish. Kamu merasa menyesal membeli majalah yang dipenuhi wajah2
infotainment ga penting, bikin dan cetaklah wajahmu sendiri. Bosan ama
design kaos2 distro yang makin seragam dan cheesy, bikin clothing-line
mu sendiri. Akan lebih baik jika kamu melakukan itu semua tanpa menjadi
seorang fasis yang kaku. Just do your own thing.
See..banyak
hal2 berontak yang bisa kamu lakukan di Indonesia tanpa harus merugikan
orang lain dan malah bisa menguntungkan jika kamu bisa me-manage
'kenakalanmu'
Jadilah seorang counter-culture with a big heart,
yang bertanggung jawab, respect thd keluarga, lingkungan dan bumi
pertiwi. Dont judge us, musicians, by the way we look or the way we
dress, coz these days, anyone can look so punk, so psycho, so emo, so
rockabilly, so metal dalam hitungan detik. Zap! Just like that!
Jangan sampai terjebak menjadi seorang rebel bodoh yang hanya mengejar status sosial.
You
gotta know where you stand and why you stand there. Knowledge
[pengetahuan] is king and that's all you need to be a real modern rebel.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment